Sabtu, 18 Juni 2011

Anak dan Media : Upin dan Ipin vs Avatar

Siapa yang tidak tidak mengenal ‘Upin dan Ipin’? film yang saat ini sangat digandrungi mulai darii anak anak sampai remaja. Dan disini saya mencoba membandingkan dengan komik Avatar The Legend of Aang yang tidak kalah ramainya di kalangan anak anak sampai sampai banyak juga permainan yang bertemakan Avatar.
Namun pada zaman yang semakin modern ini, tidak semua media memberikan pengaruh yang positif bagi anak anak kita. Disini peran orangtua dan orang-orang di sekitar anak sangat penting dalam proses penyaringan informasi yang diperoleh anak. berikut ini perbandingan dari kedua cerita tersebut, mana sekiranya yang lebih baik bagi anak anak kita ,,,

Data umum
Jenis : Komik
Judul : Avatar ‘The Legend of Aang’  Volume 1(88 hlm), volume  2 (94 hlm) tahun 2007





Jenis : Film
Judul : Upin dan Ipin ‘Hari Raya’
Durasi : 26 menit 28 detik
Penyampaian content
Komik full color, adaptasi dari film Avatar The Legend of Aang
Film animasi
Content
Bercerita tentang seorang anak laki laki bernama Aang dari suku  Pengendali Udara terakhir yang ditemukan oleh Katara, dari suku Pengendali Air, yang sudah sekian ratus tahun tertimbun dalam batu es. Dan ternyata diketahui bahwa Aang adalah seorang Avatar, dimana dalam buku ini  diceritakan ia adalah penyelamat dunia. Lalu bersambung pada buku kedua, pertarungan Aang melawan Pangeran Zuko dari suku Pengendali Api, demi membela suku air dan lepas dari tangan pangeran yang terus mengejar Avatar.
Film ini menceritakan tentang kehidupan sehari hari Upin dan Ipin. Dan pada U&I ‘Hari Raya’ ini, bercerita mengenai U&I yang menceritakan kembali  pengalaman mereka pada teman temannya selama melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sampai dengan menjelang Hari Raya Idul Fitri. film ini menjadi menarik dengan kepolosan dan kelucuan tingkah polah para tokoh.
Pelajaran yang dapat diambil
Bagi anak anak:
~        mengajarkan akan pentingnya saling tolong menolong dan kerja sama
~        pentingnya rasa kasih sayang dan cinta terhadap sesama
~        rela berkorban untuk kebaikan
~        mengembangkan daya imajinasi anak
~        membedakan mana yang baik dan buruk

~        mengajarkan pentingnya rasa kasih sayang dan cinta kepada teman dan keluarga
~        mengajarkan pentingnya menghormati antar agama
~        mengajarkan mengenai kejujuran dan rasa ikhlas dalam beribadah
~        mengajarkan mengenai nilai kesopanan

Sasaran pembaca/penonton
~        lebih cocok untuk anak yang duduk di bangku  kelas 3 SD keatas karena anak mulai dapat mebaca dengan lancar dan dapat membedakan baik dan buruk.
~        cocok untuk semua kalangan, laki laki maupun perempuan, dan mereka mereka yang meyukai cerita petualangan dan fiksi
~        cocok untuk anak laki laki maupun perempuan.
~        cocok untuk anak usia 6 tahun ke atas

Kelebihan dan kelemahan
~        tidak hanya diminati oleh anak anak, namun juga dapat menarik minat para remaja, laki laki maupun perempuan
~        Cerita petualangannya menarik  namun bagi pembaca anak anak akan lebih bijaksana jika dengan bimbingan orangtua karena dalam cerita ini terdapat unsur kekerasan(pertarungan)
~        Kertas yang digunakan bagus dan full color sehingga semakin menarik minat pembaca.
~        bagi yang suka membaca komik, buku ini menarik, namun bagi yang tidak suka membaca komik, mungkin akan lebih menyukai filmnya meskipun komik ini sudah dikemas dengan warna dan gambar seperti pada film
~        tujuan atau pesan dari film ini mudah untuk ditangkap oleh penonton karena menceritakan tentang kehidupan sehari hari.
~        banyak pelajaran yang dapat diambil terutama bagi anak anak, namun tetap menghibur.

Teori yang relevan
Masa kanak-kanak menengah dan akhir (tahun sekolah dasar) dimulai dari sekitar usia 6-11 tahun: anak-anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan pengendalian diri yang semakin baik. (Periode perkembangan dalam Psikologi Pendidikan Santrock, 2009)
Teori Psikoanalisa (Sigmund  Freud). Masa Laten (6-12 tahun) adalah masa dimana anak-anak mulai masuk sekolah. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannya melalui tugas-tugas sekolah, bermain olah raga dan kegitan-kegitan lainnya yang dapat menigkatkan potensi dirinya. Pada masa ini terjadi perkembangan yang hebat pada seluruh aspek-aspek diri anak, seperti perkembangan kognitif melalui pendidikan formal disekolah, perkembangan sosial dan moral, serta ia juga mempelajari dasar-dasar untuk bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial.

Masa Laten (6-12 tahun) adalah masa dimana anak-anak mulai masuk sekolah. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannya melalui tugas-tugas sekolah, bermain olah raga dan kegitan-kegitan lainnya yang dapat menigkatkan potensi dirinya. Pada masa ini terjadi perkembangan yang hebat pada seluruh aspek-aspek diri anak, seperti perkembangan kognitif melalui pendidikan formal disekolah, perkembangan sosial dan moral, serta ia juga mempelajari dasar-dasar untuk bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial.
Proses identifasi anak pun akan mengalami perluasan atau pengalihan objek. Yang pada awalnya objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru-guru mereka, tokoh-tokoh sejarah, atau para bintang seperti bintang film, musik, bahkan tokoh tokoh komik yang mereka baca.
 Orang tua dan orang terdekat mereka menjadi sangat penting perannya ketika pda masa ini, dukungan dan perhatian harus terus diberikan. Apalagi dengan berkembangnya zaman, jangan sampai anak anak kita menelan mentah mentah informasi yang mereka baca ataupun tonton tanpa pengawasan dan bimbingan dari kita.
My opinion:
Dari perbandingan yang ada di atas, kita dapat melihat kelebihan dan kelemahan antara Komik Avatar dengan Film Upin dan Ipin, dan masing masing pasti memiliki penilaian tersendiri mana yang baik dan tidak. Namun saya pribadi lebih merekomendasikan film “Upin dan Ipin” sebagai tontonan anak anak, karena selain tidak terdapat unsur kekerasan, jika dibandingkan dengan komik Avatar, namun juga memberikan banyak sekali pelajaran mengenai kehidupan sehari hari. terutama dalam nilai nilai kesopanan dan religius. sehingga sejak dini anak sudah belajar mengenai agama mereka dan bagaimana bersikap untuk tidak membeda bedakan agama.
Sedangkan komik Avatar, bukannya tidak baik, hanya saja, anak anak perlu bimbingan dan arahan dari orang terdekatnya, karena seperti yang sebelumnya dijelaskan, anak anak sangat mudah untuk meniru tingkah laku dari tokoh yang mereka lihat dan idamkan, sedangkan dalam komik tersebut cukup banyak adegan kekerasan.

2 komentar: