Senin, 26 September 2011

Psikologi Remaja


ANOREXIA NERVOSA DAN REMAJA

Artikel Meninggal karena diet berlebihan sehingga terkena anoreksia hanya sekedar contoh dari ratusan (atau mungkin ribuan) kasus tentang masalah makan yang dialami oleh beberapa orang. Selain anorexia nervosa, ada juga gangguan makan lainnya, yaitu bulimia, seperti yang dialami oleh salah satu artis luar negeri, Callista Flockshart. Selain mengalami anorexia, ternyata ia juga sering sekali memuntahkan makanannya sehabis menyantap berbagai macam hidangan. Inilah yang disebut bulimia.
Dan tanpa kita sadari bisa saja teman, sehabat atau jangan-jangan kita sendiri ternyata mengalami kasus serupa. Jadi apa sebenarnya anoreksia atau bulimia itu dan kenapa seseorang bisa mengalami hal-hal tersebut..?? dan mengapa anorexia ini lebih sering dialami oleh remaja dan dewasa, khususnya perempuan. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai anorexia dan kaitannya dengan remaja.

1.      Pengertian Remaja
Remaja adalah masa dimana merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berumur 11-21 tahun.
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Hurlock (1984):
·        Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
·        Mencapai peran sosial  pria & wanita
·        Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
·        Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
Tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
·        Kematangan fisik
·        Tuntutan masyarakat secara kultural
·        Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri
·        Tuntutan norma / agama (Pikunas, 1976)

Perkembangan kognitif remaja :
Menurut Piaget, remaja mulai termotivasi untuk memahami dunianya sebagai bentuk adaptasi biologis. Dan proses perkembangan kognitif remaja dipengaruhi 4 faktor :
- Pemasakan (maturity)
- Pengalaman
- Transmisi sosial
- Proses ekuilibrasi (Monks, 1992)
Perkembangan kognitif remaja pada masa ini menurut Piaget berada pada masa operasional formal.
Ciri perkembangan kognitif pada tahap operasional formal (Rice, 1993) :
·        Memiliki pengetahuan / gagasan indrawi yang baik
·        Mampu memahami hubungan antara 2 ide atau lebih
·        Dapat melaksanakan tugas tanpa perintah
·        Dapat menjawab secara praktis, menyeluruh, dan juga dapat menginterpretasi sesuatu

Permasalahan yang timbul akibat  pengaruh perkembangan fisik remaja:
- Depresi , seorang remaja yang mengalami perubahan fisik dan dimana ia merasakan perbedaan fisik dengan teman-temannya, bisa menyebabkan kecemasan , dan lebih parah lagi, depresi. Ini bias terjadi lantaran, ia mengalami perubahan fisik lebih cepat ataupun terlambat dibandingkan teman-temannya.
- Obesitas, normalnya, berat badan perempuan lebih mudah naik saat pubertas. Obesitas merupakan akibat dari reaksi terhadap timbulnya hal-hal yang menyebabkan stress.
- Gangguan pola makan (Dariyo, 2004)
      Selain obesitas, gangguan makan yang lain yaitu, anorexia dan bulimia.
Disini seseorang yang mengalami anorexia ataupun bulimia mengalami ketidakpuasan terhadap berat badan dan bentuk tubuhnya. Ia akan terobsesi untuk mengurangi berat badan dengan cara dipicu ataupun dipertahankan oleh si penderita. 
     
2.      Anorexia nervosa
Anoreksia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat. Penderita anoreksia sadar bahwa mereka merasa lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya berat badan.
Penderita anorexia nervosa akan terus berupaya membatasi secara ketat makanan yang dikosumsinya hingga di bawah jumlah yang seharusnya dia konsumsi. Akibatnya berat badannya terus menurun dan dia akan menderita kekurangan gizi yang berat. Perlahan-lahan dia pun akan kehilangan selera makannya. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa 'penuh' atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang “ideal” menurut persepsi mereka. Pada akhirnya kondisi ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian si penderita.

            4.  Hubungan antara anorexia dan remaja
Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat fokus pada pertambahan berat badan mereka. Terjadi perubahan fisiologis tubuh yang kadangkala mengganggu. Biasanya, hal ini lebih sering dialami oleh remaja putri daripada remaja pria. Bagi remaja putri, mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak sehingga mereka akan mudah untuk gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi.
Polivy &Herman (1999, Thombson, at al) menyatakan, ketidakpusan terhadap body image ini dapat menjadi pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Remaja dengan gangguan makan seperti di atas memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya, mereka sudah memiliki suatu mind set-nya bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka mempersepsikan tubuhnya gemuk, banyak lemak di sana sini, tidak seksi dan lain-lain yang intinya tidak sedap untuk dipandang dan tidak semenarik tubuh orang lain. Akibat pemikiran yang sudah terpatri ini, seorang remaja akan selalu melihat tubuh mereka terkesan gemuk padahal kenyataannya justru berat badan mereka semakin turun hingga akhirnya mereka menjadi sangat kurus. Mereka akan dihantui perasaan bersalah manakala mereka makan banyak karena hal itu akan menyebabkan berat badannya naik. Masalah ini akhirnya menyebabkan remaja menjadi tidak percaya diri dan sulit untuk menerima kondisi dirinya.
Selain disebabkan oleh pola pikir mereka, gangguan makan ini juga disebabkan oleh factor lingkungan. Image publik mengenai tubuh ideal seorang perempuan itu harus langsing, tinggi, manjadikan para perempuan ini berlomba-lomba untuk menguruskan tubuhnya. Apalagi seorang remaja, dimana pada usia remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-teman mereka. Misalnya ketika ia, diejek “gendut” oleh temannya ini akan semakin gencar untuk menguruskan tubuhnya.  Maka tidak mengherankan bila ketidakpuasan seseorang dengan tubuhnya akan mengembangkan masalah pada gangguan makan.
Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distress emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladatif (& Shawa, 2003; Stice dan Whitenton, 2002).
Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis yang pesat. Remaja juga dicirikan oleh tingkah laku yang menuntut kebebasan sesuai dengan keinginannya. Masa remaja juga merupakan masa pencarian jati diri. Ciri lainnya adalah gaya hidup yang dinamis dan aktif serta kepedulian yang tinggi akan penampilan. Dua ciri terakhir inilah yang menyebabkan remaja memiliki persepsi yang salah terhadap bentuk tubuhnya (citra tubuh). Ciri itu juga yang berpotensi menyebabkan remaja berperilaku makan yang salah.
Dampak fisik secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kondisi psikis seseorang, sehingga masalah psikologis yang muncul pada mereka adalah:
•     Perasaan tidak berharga
•     Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah
•     Mudah merasa bersalah
•     Kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain
•     Tidak percaya diri, canggung berhadapan dengan orang banyak
•     Cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya
•     Minta perhatian orang lain
•     Depresi (sedih terus menerus)
Psikopatologi yang khas pada penderita Anoreksia Nervosa adalah ketakutan yang hebat untuk gemuk, seolah-olah ada pandangan dalam dirinya bahwa gemuk itu ‘buruk’ dan tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya. Dengan demikian bisa berdampak pada perkembangan sosial si remaja sendiri, dimana ia akan merasa rendah diri, dan mengucilkan diri dari pergaulannya. Sehingga tugas perkembangan sosialnya akan terhambat.

Saran penulis bagi para remaja, syukurilah bentuk dan ukuran tubuhmu. Jika ternyata ukuran tubuh gemuk, berupayalah menurunkannya secara perlahan-lahan. Ikuti aturan diet sehat, bagaimana kita mengatur pola makan kita secara benar. Dan, ingat, tampilan diri tidak hanya diwakili oleh bentuk dan ukuran tubuh, tetapi yang utama adalah perilaku dan sikap kita..

Daftar pustaka 
- http://agusyantono.wordpress.com/2011/01/10/meninggal-karena-diet-berlebihan-sehingga-terkena-anoreksia/  diunduh tanggal 27september2011
- materi mata kuliah  psikologi remaja dosen : Ika Herani S.psi M.Psi/2010 dan Ari Pratiwi S.psi M.Psi/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar